Pergeseran Tradisi Ziarah Dalam Konteks Pariwisata Religi
DOI:
https://doi.org/10.55982/adab.2025.75Abstrak
Tradisi ziarah di Nusantara sejak lama dipandang sebagai praktik spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui doa dan penghormatan kepada wali atau tokoh agama. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi tersebut kini mengalami pergeseran makna dan fungsi, dari aktivitas religius murni menuju fenomena pariwisata religius yang bercampur dengan kepentingan ekonomi dan sosial. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui studi kasus di kompleks makam Walisongo dan Raden Intan II, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Hasil penelitian memperlihatkan adanya komodifikasi ziarah, di mana ritual sakral dikemas dalam bentuk paket wisata lengkap dengan layanan modern. Pergeseran ini menimbulkan ketegangan antara nilai spiritual dengan logika ekonomi, sekaligus membuka peluang bagi pemberdayaan sosial dan pembangunan daerah. Validitas empiris dijamin melalui triangulasi data dan member check, sementara analisis tematik menunjukkan keterhubungan erat antara spiritualitas, komodifikasi, dan keberlanjutan budaya. Penelitian ini menegaskan bahwa pergeseran tradisi ziarah harus dipahami secara holistik, dengan menekankan keseimbangan antara sakralitas dan kebutuhan wisata agar nilai spiritual tetap terjaga sekaligus memberi manfaat sosial-ekonomi.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Dewi Kartika Putri, Ahmad Rifqi Ramadhan

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.